Sang Istri bertanya : "Sayang.....Dulu berapa banyak wanita yang kau sayangi dan cintai sebelum diriku???"
Sang suami pun menjawab : "Banyak sayang, sebanyak rambut yang ada di kepalaku..."
Sang istri pun terdiam dan memalingkan arah serta membuang muka dari sang suami dan berkata, "Kenapa kau begitu??? Apakah dulu kau tidak bisa menjaga hatimu?"
Sang suami langsung mengambil minum di meja dan berkata,
"Sungguh sulit menjaga hati ini wahai istriku. sedangkan dulu aku masih dalam keadaan lajang. Hidupku berada di lingkungan yang ikhtilat. Perjalananku menuju tempat belajar pasti melewati kerumunan orang. sedangkan mataku tidak buta. Jika menunduk maka aku pun akan menabrak."
Istri membela diri, "Kau hanya alasan saja....! Alasan yang tak bermutu selalu kau pakai....!!!"
Suami berkata lagi, "Lalu apa yang harus aku perbuat wahai istriku??? Bukankah kau pernah berkata: Andai saja cinta ini tumbuh karena indahnya rambutmu, maka pastilah berguguran cintaku seiring guguran helaian demi helaian rambut indahmu duhai kekasihku, jika aku mencintaimu karena wajah tampanmu, maka pastilah akan menua cinta ini seiring menuanya wajahmu, jika aku mencintaimu karena hartamu, maka pastilah takkan kekal cinta ini seperti harta yang engkau miliki saat ini. Tapi aku tidak membutuhkan wajah tampanmu, tak ku indahkan lebatnya rambutmu, atau tersilaukan dengan banyaknya hartamu,
Tapi karena keimananmu lah,menjadikan sejuknya pandanganku, bergeloranya rasa sayangku… masih ingat???
Istri dengan nada kesal menjawab, "Apa hubungannya dengan kata-kataku tersebut...!!! Tidak ada, karena itu aku yang berkata bukan kamu...!!!"
Suami berkata lagi, "Ada wahai istriku, sekarang pikir saja. Apabila sayangku, cintaku kepadamu itu tumbuh helai demi helai seperti tumbuhnya rambut yang ada di kepalaku, maka pastilah berguguran cintaku seiring guguran helaian demi helaian rambut ini. Ketika engkau menyisiri rambutku, rambut itu rontok maka rontok pula lah cintaku kepadamu. Mereka semua ibarat rambut yang ada di kepalaku ini. Rambut yang tumbuh dulu sudah gugur dan hilang tak tersisa. Yang ada kini adalah rambut yang engkau sisiri setiap pagi dan malam dengan tangan lembutmu wahai istriku..... ketika rambut ini sudah panjang, kau yang memotongnya dan merapikannya.... apa yang ada pada diriku dari ujung rambutku ini hingga uung kaki adalah milikmu dan hakmu.... Apa yang hendak ku lakukan jika aku telah mencintaimu yang cinta ini tak pernah padam seiring berjalannya waktu...?? sedang semakin lama rambutku ini semakin memutih dan rontok serta semakin lama akan semakin botak....?? Imanmu itulah yang membutakan diriku atas keelokan dan kecantikan wanita lain....
Sang suami pun menjawab : "Banyak sayang, sebanyak rambut yang ada di kepalaku..."
Sang istri pun terdiam dan memalingkan arah serta membuang muka dari sang suami dan berkata, "Kenapa kau begitu??? Apakah dulu kau tidak bisa menjaga hatimu?"
Sang suami langsung mengambil minum di meja dan berkata,
"Sungguh sulit menjaga hati ini wahai istriku. sedangkan dulu aku masih dalam keadaan lajang. Hidupku berada di lingkungan yang ikhtilat. Perjalananku menuju tempat belajar pasti melewati kerumunan orang. sedangkan mataku tidak buta. Jika menunduk maka aku pun akan menabrak."
Istri membela diri, "Kau hanya alasan saja....! Alasan yang tak bermutu selalu kau pakai....!!!"
Suami berkata lagi, "Lalu apa yang harus aku perbuat wahai istriku??? Bukankah kau pernah berkata: Andai saja cinta ini tumbuh karena indahnya rambutmu, maka pastilah berguguran cintaku seiring guguran helaian demi helaian rambut indahmu duhai kekasihku, jika aku mencintaimu karena wajah tampanmu, maka pastilah akan menua cinta ini seiring menuanya wajahmu, jika aku mencintaimu karena hartamu, maka pastilah takkan kekal cinta ini seperti harta yang engkau miliki saat ini. Tapi aku tidak membutuhkan wajah tampanmu, tak ku indahkan lebatnya rambutmu, atau tersilaukan dengan banyaknya hartamu,
Tapi karena keimananmu lah,menjadikan sejuknya pandanganku, bergeloranya rasa sayangku… masih ingat???
Istri dengan nada kesal menjawab, "Apa hubungannya dengan kata-kataku tersebut...!!! Tidak ada, karena itu aku yang berkata bukan kamu...!!!"
Suami berkata lagi, "Ada wahai istriku, sekarang pikir saja. Apabila sayangku, cintaku kepadamu itu tumbuh helai demi helai seperti tumbuhnya rambut yang ada di kepalaku, maka pastilah berguguran cintaku seiring guguran helaian demi helaian rambut ini. Ketika engkau menyisiri rambutku, rambut itu rontok maka rontok pula lah cintaku kepadamu. Mereka semua ibarat rambut yang ada di kepalaku ini. Rambut yang tumbuh dulu sudah gugur dan hilang tak tersisa. Yang ada kini adalah rambut yang engkau sisiri setiap pagi dan malam dengan tangan lembutmu wahai istriku..... ketika rambut ini sudah panjang, kau yang memotongnya dan merapikannya.... apa yang ada pada diriku dari ujung rambutku ini hingga uung kaki adalah milikmu dan hakmu.... Apa yang hendak ku lakukan jika aku telah mencintaimu yang cinta ini tak pernah padam seiring berjalannya waktu...?? sedang semakin lama rambutku ini semakin memutih dan rontok serta semakin lama akan semakin botak....?? Imanmu itulah yang membutakan diriku atas keelokan dan kecantikan wanita lain....
Sedikit Penyegar dan Penentram Hati
Reviewed by al irtifaq
on
19.50
Rating:
Tidak ada komentar:
Tinggalkanlah Komentar yang ahsan. Buuriktum Fiih....