Keluarga

[Kisah] Semoga Allah Menutupi Aibmu ~ Al Jazaa'u Min Jinsil 'Amal ~


Kisah berikut merupakan kisah nyata. Dimana ada seorang penuntut ilmu yang ketika ia di dzholimi ia justru memaafkan dan mendoakan. Sungguh setiap perbuatan itu ada balasannya. Ketika saya (Pemilik Blog) membacanya, jumat siang ini tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Al-jazaa'u min jinsil 'amal

Ada seorang pria multazim pelajar universitas Islam di Saudi. Ketika pulang ke rumahnya dia dapati isterinya mengkhianatinya dan berzina dengan laki-laki lain. Dengan kecewa, si pria multazim tadi menyuruh si lelaki memakai bajunya dan pergi dari rumahnya. Si lelaki yang berzina tadi sembari bersumpah menuduh bahwa isterinya lah yang menggodanya. Setelah diusir, lelaki penzina tadi malah tersenyum dan heran bisa terlepas dari tuntutan dan kemarahan sang pria multazim tadi. Setelah itu, sang pria multazim tadi hanya berdzikir dan mengucapkan "hasbiyallohu wani'mal wakil." Dia berkata kepada isterinya untuk mengemasi barang-barangnya dan akan mengantarkan isterinya ke rumah keluarga, dan mentalaknya dengan talak 3.

Si pria mengatakan akan menunggu di luar kamar, dan bermaksud akan mengantarkannya ke rumah keluarganya. Si isteri duduk menangis dan berusaha menjelaskan bahwa setan telah memperdayainya. Dan si pria itu yang menggodanya dan berawal dari sarana-sarana yang mengantarkan kepada perzinaan tsb. Si suami hanya mengatakan, "semoga Alloh menutupi aibmu, hasbiyallohu wa ni'mal wakil." Lalu dia mengantarkan isterinya keluar kota ke rumah keluarganya yang berjarak hampir 300 km.

(Multazim = Orang yang berpegang dengan syariat / sunnah, pelajar/penuntut ilmu)

Waktu pun berlalu, dia pun menyelesaikan pendidikannya di Universitas Malik Abdil Aziz Jeddah. Dia kemudian menikahi wanita lain, tapi dia selalu saja teringat dengan senyum sang pria yang menzinai isterinya tsb. Dia senantiasa berdoa agar bisa melupakan hal ini. Dia lalu melanjutkan pendidikannya dan berhasil mendapatkan nilai cumlaude posisi kedua. Lalu dia melanjutkan S3 untuk mengambil Qodhi. Dan akhirnya dia berhasil menjadi seorang Qodhi / hakim. Saat dia jadi qodhi, suatu hari datang surat berkas perkara pembunuhan. Dan yang menjadi tersangka adalah pria yang dulu menzinai isterinya. Pria itu lalu dihadapkan kepada sang qodhi :

Qodhi : "Apa yang menyebabkanmu masuk pengadilan dan apa permasalahan anda?"

Tersangka : "Saya mendapati ada laki-laki lain di ranjang isteriku dan aku membunuhnya!"

Qodhi : "Kenapa kau tidak membiarkannya dan mendoakannya "semoga Alloh menyembunyikan aibmu?"."

Tersangka : "Apakah engkau rela dan mau melakukannya? "

Qodhi : "iya, saya rela. Saya pernah mengalaminya dan saya hanya mengatakan, "hasbiyallah wa ni'mal wakil"."

Tersangka : "Saya sepertinya pernah mendengarkan ucapan seperti ini."

Qodhi : "Iya, kau dulu pernah melakukannya kepadaku. Kau menggoda isteriku hingga si wanita kasihan itu terpedaya olehmu sehingga kau berhasil menidurinya. Lalu kau tersenyum setelahnya setelah aku mendoakan padamu "semoga Alloh menutupi aibmu". Iya, Alloh membiarkan dirimu tapi kamu tetap dalam kemaksiatan, sehingga Alloh menghendaki untuk membalas perbuatanmu."

Qodhi melanjutkan : "Saya bersumpah demi Alloh! memang apabila ini terjadi padamu, niscaya kamu tidak akan bisa melupakannya seumur hidupmu!" 

Lalu si Qodhi terdiam sesaat, kemudian berkata : "Apa yg kamu kira dapat kulakukan? saya tidak bisa berbuat apa-apa jika keluarga yang kau bunuh tidak menarik tuntutannya. Saya akan terapkan hukum syariat kepada dirimu."

Tersangka : "Saya tahu, tapi bolehkan saya meminta satu permintaan darimu?"

Qodhi : "Apa yang kamu inginkan?"

Tersangka : "Saya hanya ingin Anda sudi memaafkan saya dan mendoakan saya agar dirahmati Alloh. Saya sadar bahwa saya mengikuti setan dan ini adalah sekurang-kurangnya balasan bagiku. Dan benar, bahwa yang dikatakan oleh isterimu akulah yang menggodanya, dengan berbagai sarana agar dapat menidurinya. Aduhai, jikalau sekiranya kau membunuhku saat itu, niscaya aku tidak akan terbuka mataku seperti saat ini."

Qodhi : "Semoga Alloh mengampunimu di dunia dan akhirat."

===============================================

**kurang lebih demikian inti ceritanya**
Di terjemahkan secara bebas oleh Abu Salma)

Intinya setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada balasannya. Baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Mungkin kita bisa melupakan perbuatan-perbuatan kita yang tertuju kepada orang lain. Namun belum tentu orang itu bisa melupakannya. Entah ia akan terus mengingatnya seumur hidupnya akibat dari perbuatan baik kita atau perbuatan buruk kita.

Dan tentu silahkan diambil sendiri pelajaran, faedah dan hikmah yang dapat diambil dari kisah di atas.


الجزاء من جنس العمل
Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu.

الجزاء من جنس العمل
Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.

هـل جزاء الإحسـان إلا الإحسـان...؟
Bukankah balasan kebaikan, melainkan kebaikan yang serupa?!
Sampai begitukah keras hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu.

وجزاء سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على اللّه إنه لا يحب الظالمين
dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dholim. [asy-Syuura:40]

وأن ليس للإنسان إلا ما سعى. وأن سعيه سوف يرى. ثم يجزاه الجزاء الأوفى
Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. [QS An Najm: 39-41]

Terakhir, 

ألا بذكر الله تطمئن القلوب
Ketahuilah, dengan dzikrullah segala hati akan tenang. [Ar Ra'du: 28]

Bukankah Allah memerintahkan:

والستغفروا الله إن الله غفور رحيم
Dan mintalah maghfiroh kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al Baqarah: 199]

Dan Allah memuji orang yang melakukannya:

والمستغفرين بالأسحار
Dan orang-orang yang selalu beristighfar pada waktu sahur (penghujung malam). [Ali Imran: 17]

**********
من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه
Merupakan kebaikan keislaman seseorang jika ia meninggalkan sesuatu yang tidak berfaedah baginya.

_______________________________
Disusun, ditulis ulang dan diubah seperlunya oleh pemilik blog
Al Faqiir Ilaa Mawlahu


Rizqianto Hermawan
[Kisah] Semoga Allah Menutupi Aibmu ~ Al Jazaa'u Min Jinsil 'Amal ~ [Kisah] Semoga Allah Menutupi Aibmu ~ Al Jazaa'u Min Jinsil 'Amal ~ Reviewed by al irtifaq on 13.08 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Tinggalkanlah Komentar yang ahsan. Buuriktum Fiih....

Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.